BY : NOVITA AYU INDRIANI
Kamis, 28 November 2019
Dalam sejarah waktu semua bangsa yang beradab berdaya upaya terhadap matematika. Pada zaman prasejarah, matematika tidak tercatat seperti halnya pada sejarah seni dan bahasa, dan bahkan sampai pada awal mula kebudayaan hanya dapat diterka dari tingkah laku manusia ‘primitif’ pada hari ini. Apapun sumber asalnya, matematika sampai hari ini terbagi ke dalam dua aliran yaitu bilangan ( aritmetika dan aljabar ) dan bangun ( geometri ). Dalam abad ke-17 keduanya disatukan membentuk sungai analisis matematis yang makin luas.
Perkembangan Matematika
Perkembangan
sebelum Renaissance
Dari
dua aliran di atas yaitu bilangan dan bangun, kedua-duanya teristimewa
mempengaruhi seluruh arah matematika, kemudian muncul berbagai macam aliran
lagi, yaitu perhitungan dengan bilangan alam 1, 2, 3, mengintroduksi
matematikawan dengan konsep kediskretan. Penemuan bilangan
irasional , dalam usaha untuk menghitung luas bidang yang dibatasi oleh
kurva-kurva atau oleh garis-garis lurus yang tidak sama ukurannya, dan demikian
pula untuk luas permukaan dan volume. Juga dalam pergulatan manusia memberikan
perhitungan yang memadai untuk corak, pertumbuhan, dan perubahan yang
terus-menerus yang indah, memaksa matematikawan menemukan konsep kekontinuan.
Dan muncul lagi konsep terapan, ini menjadi sangat penting sekali
dalam sejarah matematika, sebagai sains berawal dari astronomi, dan keteknikan
zaman kuno, dan berakhir dengan biologi, psikologi, dan sosiologi di abad-abad
modern, ilmu-ilmu ini makin lama makin menjadi eksak.
Mayoritas
matematikawan setuju tentang ukuran kenaikan produktivitas bahwa matematika
yang diciptakan sejak 1800
Di
dunia ini banyak sekali sejarah dalam kehidupan kita. Salah satunya sejarah dan
ilmu matematika. Sejarah dalam bidang matematika ini juga meliputi banyak hal,
misalnya saja sejarah perkembangan matematika di suatu daerah, sampai dengan
penemuan-penemuan dalam bidang matematika oleh para ahli matematikawan dunia.
Sejarah matematika ilmu matematika berkembang sesuai dengan zamannya. Sebagai
contoh, pada tahun 2000 SM sampai dengan 300 M, telah muncul Ilmu Hitung,
Geometri, dan Logika.
Pada
300 M sampai dengan 1400 M telah berkembang teori bilangan, Geometri Analitik,
Aljabar, dan Trigonometri. Serta sejarah matematika ilmu sampai abad ke-20 yang
melahirkan tentang Logika matematika,Geometri non Euclid, dan lain-lain.
Matematika adalah studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan
beraneka topik pola, bentuk, dan entitas.Para matematikawan
mencari pola dan dimensi-dimensi kuantitatif lainnya, berkenaan dengan
bilangan, ruang, ilmu pengetahuan alam, komputer, abstraksi imajiner, atau
entitas-entitas lainnya.
Dalam
pandangan formalis, ilmu matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan
struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan
lain tergambar dalam filsafat .Para matematikawan merumuskan konjektur dan
kebenaran baru melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan
definisi yang dipilih dan saling bersesuaian.Terdapat perselisihan tentang
apakah objek-objek matematika hadir secara objektif di alam menurut kemurnian
logikanya, atau apakah objek-objek itu buatan manusia dan terpisah dari
kenyataan.
Seorang
matematikawan Benjamin Peirce menyebut ilmu matematika sebagai “ilmu yang
menggambarkan simpulan-simpulan yang penting”.AlbertEinstein, di pihak lain,
menyatakan bahwa “sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan,
mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada
kenyataan.”Melalui penggunaan abstraksi dan penalaran logika, ilmu matematika
dikembangkan dari pencacahan, penghitungan, pengukuran, dan pengkajian
sistematik terhadap bentuk dan gerak objek-objek fisika.
Pengetahuan
dan penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat melekat dan bagian utuh
dari kehidupan individual dan kelompok.Pemurnian gagasan-gagasan dasar dapat
diketahui di dalam naskah-naskah matematika yang bermula di dunia Mesir kuno,
Mesopotamia, India, Cina, Yunani, dan Islam.Argumentasi kaku pertama muncul di
dalam matematika Yunani, terutama di dalam buku Euclid, Unsur-Unsur.
Pengembangan berlanjut di dalam ledakan yang tidak menenteramkan hingga periode
Renaisans pada abad ke-16, ketika pembaharuan matematika berinteraksi dengan
penemuan ilmiah baru, mengarah pada percepatan penelitian yang menerus hingga
saat ini.
Kini,
ilmu matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai
bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam, rekayasa, medis, dan ilmu pengetahuan
sosial seperti ekonomi, dan psikologi.matematika terapan mengilhami dan membuat
penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada
pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru. Matematikawan juga
bergulat di dalam matematika murni, atau matematika untuk perkembangan
matematika itu sendiri, tanpa adanya penerapan didalam pikiran, meskipun
penerapan praktis yang menjadi latar munculnya matematika murni ternyata
seringkali ditemukan terkemudian.
Secara
umum, semakin kompleks suatu gejala, semakin kompleks pula alat yang melalui
berbagai perumusan (model matematikanya) diharapkan mampu untuk mendapatkan
atau sekadar mendekati penyelesaian eksak seakurat-akuratnya.Jadi,
tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang ilmu matematika bukan disebabkan oleh
jenis atau cabang matematika itu sendiri, melainkan disebabkan oleh sulit dan
kompleksnya gejala yang penyelesaiannya diusahakan dicari atau didekati oleh
perumusan (model matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang matematika
tersebut.
Suka
atau tidak suka seseorang terhadap matematika, namun tidak dapat dihindari
bahwa hidupnya akan senantiasa bertemu dengan matematika, entah itu dalam
pembelajaran formal, non formal maupun dalam kehidupan praktis sehari-hari.
Matematika merupakan alat bantu kehidupan dan pelayan bagi ilmu-ilmu yang lain,
seperti fisika, kimia, biologi, astronomi, teknik, ekonomi, farmasi maupun
matematika sendiri.
Mungkin
diantara kita banyak yang bertanya bukankah saat ini sudah ada kalkulator dan
komputer sehingga matematika sebagai alat bantu kehidupan menjadi berkurang?
Memang benar, dengan kehadiran kedua alat tersebut banyak persoalan kehidupan
yang awalnya mudah menjadi sulit, dan dapat diselesaikan dalam waktu yang
relatif singkat. Namun perlu diketahui bahwa alat-alat tersebut pun juga
menggunakan prinsip matematika. Tanpa adanya prinsip-prinsip dan konsep
matematika kedua alat tersebut yaitu kalkulator dan komputer tidak mungkin ada.
Begitu pentingnya matematika dalam kehidupan maka tidak aneh jika pembelajaran
matematika mengalami perkembangan dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Bagaimanakah
perkembangan pembelajaran matematika di dalam negeri
Matematika
dalam Abad XX
Matematika
merupakan alat praktis dalam memecahkan segala persoalan, dalam keadaan perang
matematika juga mengambil peranan banyak. Perkembangan serta penemuan baru timbul
pada saat manusia dihadapkan pada banyak masalah setelah perang dunia ke II,
ternyata perkembangan matematika maju pesat di bidang operationsresearch,
statistika dan matematika ekonomi.
Operationsresearch,
pada awalnya dikembangkan oleh pimpinan militer Inggris dalam perang dunia ke
II, sebagai strategi dan taktik yang berhubungan dengan pertahanan udara dan
darat.Operationresearch ini dipergunakan dalam usaha mengefesienkan pemakaian
peralatan dan ketenagaan dalam perang dunia ke II tersebut. Karena hasilnya
sangat mengagumkan, maka teamoperationsresearch as megembangkan lebih jauh
dengan berbagai bidang antara lain penyelesaian masalah logistic, penemuan
jaringan penerbangan baru serta pertambangan.
Akhirnya
memasuki abad komputer penerapan matematika maju pesat baik dari segi
keilmuannya maupun dari segi pemakaiannya di segala bidang
Matematika
tradisional
Setelah
Indonesia terlepas dari penjajahan kolonial, pemerintah berbenah diri menyusun
program pendidikan.Matematika diletakkan sebagai salah satu mata pelajaran
wajib. Saat itu pembelajaran matematika lebih ditekankan pada ilmu hitung dan
cara berhitung. Urutan-urutan materi seolah-olah telah menjadi konsensus
masyarakat.Karena seolah-olah sudah menjadi konsensus maka ketika urutan
dirubah sedikit saja protes dan penentangan dari masyarakat begitu kuat.Untuk pertama kali yang diperkenalkan
kepada siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan
jumlah kurang dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain
sebagainya.
Kekhasan
lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah bahwa pembelajaran lebih
menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana sesuatu itu
dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan
kepada melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan
tidak jelas, urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan lain sebagainya
Urutan
operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah kali, bagi,
tambah dan kurang, maksudnya bila ada soal dengan menggunakan operasi hitung
maka perkalian harus didahulukan dimanapun letaknya baru kemudian pembagian,
penjumlahan dan pengurangan. Urutan operasi ini mulai tahun 1974 sudah tidak
dipandang kuat lagi banyak kasus yang dapat digunakan untuk menunjukkan
kelemahan urutan tersebut
Pembelajaran
Matematika Modern
Pengajaran
matematika modern resminya dimulai setelah adanya kurikulum 1975.Model
pembelajaran matematika modern ini muncul karena adanya kemajuan teknologi, di
Amerika Serikat perasaan adanya kekurangan orang-orang yang mampu menangani
sejata, rudal dan roket sangat sedikit, mendorong munculnya pembaharuan
pembelajaran matematika.Selain itu penemuan-penemuan teori belajar mengajar
oleh J. Piaget, W Brownell, J.P Guilford, J.S Bruner, Z.P Dienes, D.Ausubel,
R.M Gagne dan lain-lain semakin memperkuat arus perubahan model pembelajaran
matematika.
Tahap-tahap
dalam Perkembangan Matematika
Perkembangan
matematika dapat ditinjau dari dua segi ialah pertama, dari segi perkembangan
matematika dalam kelompok ilmu matematika.Kedua,
peranannya dalam ilmu pengetahuan baik eksakta maupun sosial.
Bila
dilihat secara ringkas perkembangan matematika dalam kehidupan sosial, sejak
dikenalnya sejarah kehidupan peradaban manusia menurut “Brifits dan Hawsen
(1974)” dibagi dalam 4 tahap:
1. Mesir Kuno (Babylonia
dan Mesopotania); matematika telah dipergunakan dalam perdagangan, peramalan
dalam musim pertanian, teknik pembuatan bangunan air.
2. Peradaban Yunani Kuno;
matematika digunakan sebagai cara berpikir nasional dengan menerapkan
langkah-langkah dan definisi tertentu tentang hal-hal yang berhubungan dengan
matematika. Pada saat itu kira-kira 300 SM Endid dalam bukunya menyajikan
secara sistematis berbagai postulat defenisis dan teorema.
3. Arab, Cina dan India
pada tahun 1000 telah mengembangkan ilmu hitung dalam aljabar bahkan kata aljabar
dari bahasa Arab algebria. Pada saat itu telah didapatkan cara perhitungan
dengan angka 0 dan cara menggunakan decimal untuk kepraktisan cara
aljabar
4. Zaman renaisme
matematikalah modern telah diterapkan antara lain kalkulus dan diferensial.
Pada abad 18 terjadi revolusi industri, berkembang ilmu ukur non Emelid
oleh Ganes (1777-1855) dan oleh Einstein dikembangkan lebih lanjut dari teori
relativitas.
Senin, 25 November 2019
Materi Tentang Phytagoras
1. Pengertian Teorema
Phytagoras
Teorema Phytagoras atau yang lebih dikenal Dalil Pythagoras merupakan
salah satu dalil yang paling sering digunakan secara luas. Dalil ini pertama
kali ditemukan oleh Pythagoras, yaitu seorang ahli
matematika bangsa yunani yang hidup dalam abad keenam Masehi ( kira-kira pada
tahun 525 sebelum Masehi ).
Dalil ini sesungguhnya
telah dikenal orang-orang Babilonia sekitar 1.000 tahun sebelum masa kehidupan
Pythagoras dan sampai saat ini masih digunakan antara lain untuk pelayaran,
astronomi, dan arsitektur.
Teorema Pythagoras ini
adalah teorema yang sangat terkenal. Teorema ini akan sering digunakan dalam
menghitung luas bangun datar. Selain digunakan dalam perhitungan pada bangun
datar, perhitungan pada dimensi 3 atau yang lain juga sering menggunakan
teorema Pythagoras.
Teorema Pythagoras
berbunyi: pada suatu segitiga siku-siku berlaku sisi miring kuadrat sama dengan
jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya. Secara umum, jika segitiga ABC siku-siku di C
maka teorema Pythagoras dapat dinyatakan AB2= AC2+BC2
. Banyak
buku menuliskan teorema ini sebagai a2= b2+c2
. Dengan c
adalah sisi miring.
2. Pembuktian Teorema
Phytagoras
Bukti dari teorema
Pythagoras sangat bermacam-macam. Sangat banyak cara untuk membuktikan
teorema ini. Di sini akan diberikan beberapa bukti teorema Pythagoras.
Dari bukti yang sangat mendasar sampai bukti yang cukup rumit. Kebanyakan bukti
teorema Pythagoras adalah pengembangan dari bukti-bukti inti (bukti-bukti
dasar).
Bukti 1
Disediakan 4 buah segitiga
siku-siku. Perhatikan gambar di atas. 4 segitiga di atas adalah segitiga yang
sama. Mempunyai sisi-sisi a, b dan c. dan sisi c merupakan sisi miring dari
segitiga tersebut. Ketiga segitiga disampingnya adalah hasil rotasi 90, 180 dan
270 derajat dari segitiga pertama.
Luas masing-masing segitiga
yaitu . Sehingga luas
4 segitiga tersebut adalah .
Segitiga-segitiga tersebut
kita atur sedemikian sehingga membentung persegi dengan sisi c seperti gambar
berikut.
Perhatikan gambar hasil
susunan 4 segitiga tersebut. gambar tersebut membentuk sebuah persegi dengan
sisi c. dan didalamnya ada persegi kecil. Panjang sisi persegi kecil tersebut
adalah .
Secara langsung kita dapat
menentukan luas persegi besar tersebut, yaitu . Dan secara tidak
langsung, luas persegi besar dengan sisi c tersebut adalah sama dengan luas 4
segitiga ditambah luas persegi kecil yang mempunyai sisi . Sehingga diperoleh,
Bukti 2
Perhatikan gambar. Gambar
tersebut adalah gambar 2 persegi. Persegi yang besar adalah sebuah persegi yang
mempunyai panjang sisi a, dan persegi kecil mempunyai panjang sisi yaitu b.
Luas persegi yang besar
tentunya adalah . Dan luas persegi kecil
adalah . Sehingga luas bangun
diatas adalah
Kedua persegi tersebut kita
gabungkan. Dan kita buat garis sedemikian sehingga seperti pada gambar. Sisi c
menjadi sisi miring dari segitiga tersebut. kemudian kita potong
segitiga-segitiga tersebut. dan kita pindahkan ke bagian atas dan samping kanan
seperti pada gambar berikut.
Luas persegi dengan sisi c
tersebut tentunya adalah . Karena 2 persegi pada
awal tadi adalah sama dengan 1 persegi besar dengan sisi c diatas, maka
tentunya luas 2 persegi pertama sama dengan luas persegi besar dengan sisi c
tersebut.
sehingga,
Bukti 3
Gambar tersebut adalah
gambar sebuah trapesium yang dibentuk dari 3 segitiga. Luas trapesium tersebut
adalah .
dicari menggunakan rumus luas trapesium. Yaitu setengah dikalikan dengan jumlah
sisi yang sejajar dikali tinggi trapesium. Mencari luas bangun datar diatas
dapat juga menggunakan jumlah luas segitiga (perhatikan gambar). yaitu
.
Luas yang dihitung adalah
tetap. Yaitu bentuk trapezium tersebut. sehingga haruslah kedua luas yang
dicari dengan langkah yang berbeda itu harus sama. Diperoleh,
3. Triple Phytagoras
Tiga buah bilangan a, b dan
c dimana a, b dan ? bilagan asli dan c merupakan bilangan terbesar, dikatakan
merupakan tripel Pythagoras jika ketiga bilangan tersebut memenuhi hubungan :
c2
|
=
|
a2+b2
|
atau
|
b2
|
=
|
c2-a2
|
atau
|
a2
|
=
|
c2-b2
|
CONTOH :
Manakah diantara tigaan
berikut yang merupakan tripel Pythagoras ?
a. 9, 12, 15
b. 13, 14, 15
c. 5, 12, 13
PENYELESAIAN
a.
|
Angka terbesar 15, maka c
= 15, a = 12 dan b = 9
152 = 122 +
92
225 = 144 + 81 225 = 225
Jadi 9, 12, 15 merupakan
tripel pythagoras
|
b.
|
Angka terbesar 15, maka c
= 15, a = 13 dan b = 14
152 ¹ 132 +
142
225 ¹ 169 + 196 225 ¹ 365 Jadi 13, 14, 15 merupakan bukan tripel pythagoras |
c.
|
Angka terbesar 13, maka c
= 13, a = 12 dan b= 5132 = 122 + 52
169 = 144 +25 169 = 169 Jadi 5, 12, 13 merupakan tripel pythagoras |
Jenis Segitiga
Hubungan nilai c2 dengan
( a2 + b2 ) dapat digunakan untuk menentukan
jenis segitiga. Jika a, b, dan c adalah panjang sisi-sisi suatu segitiga dengan
:
c2 > a2 +
b2 , maka segitiga tersebut merupakan segitiga tumpul
c2 = a2 +
b2 , maka segitiga tersebut merupakan segitiga siku-siku
c2 < a2 +
b2 , maka segitiga tersebut merupakan segitiga lancip
Langganan:
Postingan (Atom)